Anggota Komisi X DPR RI Sri Meliyana.Foto: Ria/jk

Anggota Komisi X DPR RI Sri Meliyana mengungkapkan pemberian izin operasi perguruan tinggi (PT) asing di Indonesia kurang tepat. Pasalnya masih banyak pengurus kampus yang harus  door to door mengajak anak-anak untuk kuliah.  

“Indonesia memiliki cita-cita masuk ke 500 besar PT terbaik di dunia, namun tidak mampu, makanya didatangkan PT asing unggulan ke sini. Tapi ini tidak sebanding dengan kejadian di Kalteng. Di sini pengurus universitas harus door to door mengajak anak-anak untuk kuliah, yang ditanya berapa bayarnya. Sementara PT asing yang datang ke Indonesia itu sudah tahu pangsa pasarnya inilah kesenjangan yang luar biasa,” jelasnya di Palangkaraya, Kalteng, Kamis (02/2/2018).

Meliyana menyadari masuknya perguruan tinggi (PT) asing ke Indonesia memang tidak bisa ditolak, karena merupakan tuntutan globalisasi. “Indonesia bagian dari globalisasi itu, gimana caranya kita proteksi sementara kita ikut dalam permainan globalisasi.  Jadi kita hanya tinggal menunggu kebijakan seperti apa yang akan dikeluarkan Kemenristek Dikti,” ungkapnya.

Politisi partai Gerindra itu sendiri tidak setuju keputusan pemerintah yang memberi izin pengoperasian PT Asing di Indonesia. Karena, menurutnya cita-cita pendidikan di Indonesia  tidak hanya menciptakan anak bangsa menjadi pintar dan cerdas.

“Kita punya banyak cita-cita pendidikan tinggi yang tidak hanya menciptakan orang pintar dan cerdas. Tetapi anak bangsa yang bisa menjaga dan melestarikan kearifan lokal serta nasionalisme yang terus dipupuk,” pungkasnya. (rnm/sc)